Minggu, 18 Oktober 2020

Ingin Bisnis Anda Bertambah Besar? Gunakan Uang Orang Lain Untuk Mempercepat Prosesnya

 Banyak entrepreneur yang bertanya, bagaimana membesarkan sebuah bisnis dan mendapatkan profit lebih banyak. Apakah dengan menambah jumlah reseller? Menambah jumlah area pemasaran? Memperbesar kapasitas produksi? Atau yang lain?

Atau … Anda sudah melakukan hal-hal di atas tapi Anda masih tidak puas dengan hasilnya?

Ada satu cara yang cukup ampuh dalam memaksa dan memicu Anda mau tidak mau harus membesarkan bisnis Anda dan mendapatkan profit lebih banyak lagi. Yaitu ketika Anda menggunakan uang orang lain sebagai modal usaha.

Kok bisa? Apa hubungannya menggunakan modal orang lain dengan semakin besarnya skala bisnis dan profit?

Begini. Ketika Anda menggunakan uang pribadi Anda untuk modal, usaha Anda tetap jalan. Tapi karena itu uang pribadi Anda, secara psikologis Anda akan tersirat sifat “nggampangin”.

“Ah, ini kan uangku sendiri.  Nggak apa-apalah bisnisnya rugi, juga nggak merugikan siapa-siapa kok.”

“Ini kan uangku sendiri. Jadi aku bisa mengerjakan bisnis dengan santai. Kan aku tidak ada kewajiban mengembalikan uang ke siapapun.”

“Ini kan uangku sendiri. Mau bisnisnya besar mau bisnisnya segini-segini saja ya santai sajalah, toh tidak ada tanggungan.”

Akhirnya lama kelamaan Anda akan merasa “Kok rasanya bisnis saya stagnan ya? Kok tidak bisa berkembang pesat ya?”

Itu karena Anda memakai uang Anda sendiri untuk modal usaha, sehingga muncul sifat santai dan “nggampangin”. Karena Anda tidak ada kewajiban mengembalikan uang ke siapapun!

Cara ampuh untuk memicu Anda mampu meledakkan skala bisnis Anda adalah dengan menggunakan uang orang lain! Ketika Anda menggunakan uang orang lain (pinjam teman, pinjam saudara, kredit ke Bank, atau pakai uang dari investor), Anda memiliki tanggung jawab tinggi dan kewajiban untuk membayar dan mengembalikan uangnya.

Akhirnya mau tidak mau Anda akan memutar otak dan berusaha semaksimal mungkin supaya Anda bisa mencetak profit lebih banyak sehingga bisa mengembalikan uang yang telah Anda pakai.

Anda tidak lagi santai-santai dan leha-leha dalam menjalankan bisnis, karena Anda memiliki tanggung jawab lebih. Otomatis otak Anda juga akan berpikir, bagaimana caranya meningkatkan profit berkali-kali lipat supaya ketika dikurangi cicilan atau pembagian hasil, Anda tetap mendapatkan keuntungan lebih banyak dibandingkan sebelumnya.

Tidak lucu jika Anda mendapatkan profit yang sama dengan ketika sebelum memutar uang orang lain sebagai modal. Ketika Anda menambahkan uang orang lain sebagai modal, Anda harus berpikir bagaimana Anda bisa profit lebih banyak daripada kemarin-kemarin meskipun uangnya sudah dikurangi jumlah cicilan atau pembagian hasil usaha dengan partner.

Bagaimana cara mendapatkan uang orang lain untuk Anda gunakan sebagai modal usaha? Ada banyak jalan yang bisa Anda tempuh. Mulai dari pinjam uang ke saudara atau teman, mengajukan kredit modal usaha ke bank, hingga berpartner dengan orang lain dengan sistem bagi hasil.

Sistem bagi hasil itu bagaimana sih? Misalnya Anda sebagai pengusaha memiliki investor yang akan menanamkan modalnya pada perusahaan Anda. Ketika usaha Anda sudah profit, Anda memiliki kewajiban untuk membagi profit Anda dengan investor. Bisa 80:20, atau 70:30, atau bahkan 60:40, sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak. Ketika usaha Anda belum profit, Anda tidak memiliki kewajiban untuk mengembalikan uang modal kepada investor.

Sistem bagi hasil ini masih belum terlalu populer di Indonesia, karena resikonya ditanggung oleh kedua belah pihak.

Berbeda dengan ketika Anda pinjam uang ke bank, resikonya semua Anda tanggung. Bank tidak mau menanggung resiko Anda bakal merugi atau bagaimana. Karena itulah bank selalu meminta jaminan ketika ada nasabah yang bermaksud meminjam uang. Jadi jika bisnis Anda gagal dan Anda tidak mampu membayar hutang, jaminan Anda akan diambil oleh bank dan langsung dilelang.

Jika Anda masih pendatang baru dalam bisnis, jangan buru-buru pinjam uang ke bank. Coba cari dulu teman atau kenalan yang mau jadi investor, berpartnerlah dengan mereka. Sehingga Anda bisa mengurangi resiko yang harus Anda tanggung.

0 komentar:

Posting Komentar